Dalam Islam, pernikahan bukan sekadar ikatan antara dua insan, melainkan sebuah ikatan suci yang dibangun atas dasar ketakwaan dan ketaatan kepada Allah SWT. Proses menuju pernikahan ini pun diatur dengan prinsip-prinsip yang menjaga kehormatan, kesucian, dan kemaslahatan kedua belah pihak. Salah satu konsep yang sering dibahas dalam konteks ini adalah ta’aruf—sebuah pendekatan perkenalan yang Islami untuk calon pasangan yang hendak menikah.
Apa Itu Ta’aruf?
Ta’aruf berasal dari kata bahasa Arab ‘arafa yang berarti “mengenal”. Dalam konteks pernikahan, ta’aruf merujuk pada proses saling mengenal antara laki-laki dan perempuan dengan niat serius untuk menikah, sesuai dengan syariat Islam. Berbeda dengan konsep pacaran yang umum dalam budaya Barat, ta’aruf dilakukan dengan menjaga batasan syar’i, seperti tidak adanya kontak fisik, tidak berkhalwat (berduaan), dan melibatkan peran wali atau keluarga.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri, agar kamu merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang.” (QS. Ar-Rum: 21).
Ayat ini menegaskan bahwa pernikahan bertujuan menciptakan ketenteraman dan kasih sayang, yang harus diawali dengan proses pengenalan yang baik dan bermartabat.
Tujuan dan Manfaat Ta’aruf
- Menjaga Kehormatan dan Kesucian
Ta’aruf menghindarkan kedua pihak dari maksiat, seperti zina mata, hati, atau fisik. Interaksi dilakukan secara terbuka dan diawasi keluarga, sehingga terhindar dari fitnah. - Mengutamakan Keselarasan Nilai
Proses ini memfokuskan pada kesesuaian visi, misi, agama, dan tujuan hidup. Rasulullah SAW bersabda:
“Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah yang memiliki agama, niscaya kamu beruntung.” (HR. Bukhari). - Membangun Komunikasi yang Transparan
Calon pasangan bisa membahas hal-hal penting seperti tujuan pernikahan, pengelolaan finansial, pola pengasuhan anak, dan peran masing-masing dalam rumah tangga.
Tahapan Ta’aruf dalam Islam
- Niat yang Benar
Proses ini dimulai dengan niat mencari pasangan untuk membentuk keluarga sakinah, bukan sekadar mengisi waktu atau memenuhi keinginan sesaat. - Melibatkan Wali atau Keluarga
Peran wali (misalnya ayah atau saudara laki-laki) sangat penting untuk memastikan proses berjalan sesuai syariat. Wali juga membantu menilai keseriusan dan karakter calon pasangan. - Mengenal Identitas dan Latar Belakang
Kedua pihak saling berbagi informasi tentang latar belakang pendidikan, pekerjaan, keluarga, dan pemahaman agama. - Diskusi Terbuka dengan Batasan Syar’i
Komunikasi dilakukan secara langsung atau melalui perantara, dengan menjaga adab seperti tidak berduaan, menghindari topik sensitif, dan tidak menunda-nunda keputusan. - Shalat Istikharah
Setelah proses pengenalan, calon pasangan dianjurkan melaksanakan shalat istikharah untuk memohon petunjuk Allah SWT.
Tantangan dalam Ta’aruf
Meski ideal, ta’aruf tidak selalu mudah dijalankan di era modern. Beberapa tantangan yang sering muncul:
- Tekanan Sosial: Adanya stigma bahwa ta’aruf terlalu kaku atau “kuno”.
- Salah Persepsi: Ada yang menganggap ta’aruf sama dengan pacaran, padahal keduanya sangat berbeda dalam prinsip dan praktik.
- Keterbatasan Komunikasi: Jika dilakukan secara online, sulit untuk menilai karakter asli seseorang.
Untuk mengatasinya, penting bagi kedua pihak dan keluarga untuk bersikap jujur, sabar, dan mengutamakan komunikasi yang jelas.
Ta’aruf di Era Digital
Kemajuan teknologi memudahkan proses ta’aruf melalui platform khusus yang mengedepankan prinsip Islam, seperti adanya pendampingan mentor atau sistem yang melibatkan wali sejak awal. Namun, tetap diperlukan kehati-hatian untuk memastikan keamanan dan kesesuaian syariat.
Penutup
Ta’aruf adalah jalan terbaik bagi muslim/muslimah yang ingin menikah dengan cara yang diridhai Allah SWT. Dengan menjaga batasan syar’i, melibatkan keluarga, dan mengutamakan keselarasan nilai, proses ini tidak hanya menghindarkan dari maksiat tetapi juga menjadi fondasi kokoh untuk membangun rumah tangga penuh barakah. Sebagaimana firman Allah:
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13).
Semoga setiap langkah ta’aruf yang dijalankan menjadi ibadah dan mendekatkan kita kepada pasangan yang dirancang Allah sebagai penyejuk hati.